Tanda - Tanda Kecerdasan Pada Anak

Apa yang tersirat dalam fikiran kita apabila mendengar kata cerdas? Cobalah kita jawab dengan jujur. Seorang Profesor kah? Seorang Kutu buku? Juara kelas? Atau, mungkin dalam fikiran kita akan muncul bayangan seorang lelaki berkacamata yang dapat membelah atom, tetapi susah mendapat pasangan hidup atau pacar? Atau, seorang kutu buku yang membosankan,? Apakah kecerdasan hanya berarti cerdas di sekolah? Tentu saja tidak.

Pengalaman kita sendiri mungkin mengatakan ada banyak hal yang menjadikan seorang cerdas selain kecerdasan di ruang kelas. Sebagai contoh, kita mungkin mengenal banyak orang seumur dewasa yang sukses, padahal selama kuliah mereka tidak masuk hitungan berprestasi. Bahkan, mungkin kebanyakan orang-orang ini gagal di sekolah, tapi saat ini mereka telah sukses dalam bidang pekerjaan mereka. Banyak contoh yang tidak bisa kita bilang mereka adalah dulunya bukan orang-orang yang masuk dalam hitungan di ruang kelasnya.

Namun orang-orang tersebut pada saat ini merupakan orang yang termasuk cemerlang, apapun prestasi sekolah mereka. Banyak buku-buku sejarah dipenuhi oleh nama-nama terkenal yang tidak pernah berprestasi disekolah. Ilmuwan, matematikawan, pengarang, sang pencipta Thomas Edison bahkan pernah dikeluarkan dari kelas oleh gurunya karena dianggap terlalu bodoh untuk bisa mempelajari apa pun. Ilmuwan Albert Einstein baru bisa membaca saat berumur tujuh tahun. Dan pasti keyakinan kita akan menentukan mereka dikelompokkan dengan anak berprestasi rendah di sekolah. Namun dibalik itu semua, kenyatanya, orang-orang tersebut kemudian mampu memberikan konstribusi yang amat penting dalam dunia ilmu pengetahuan, politik, atau sastra , walaupun prestasi mereka di kelas buruk. Karenanya, kita tidak perlu terkejut mengetahui bahwa ternyata ada berbagai jenis kecerdasan yang dipakai orang untuk mencapai sukses. Seperti yang diutarakan Howard Gardner melalui teorinya, yaitu Kecerdasan tidak hanya merupakan satu angka IQ yang kita kenal selama ini. Kecerdasan merupakan kumpulan kepingan kemampuan yang ada di beragam bagian otak. Semua kepingan ini saling berhubungan, tetapi juga bekerja sendiri-sendiri. Dan yang terpenting, mereka tidak statis atau ditentukan saat lahir, seperti otot, kecerdasan dapat berkembang sepanjang hidup asal terus dibina dan ditingkatkan. Artinya, dalam lingkungan yang tepat, orang bisa menjadi semakin cerdas.

Nah. . Melalui pemandangan diatas bila kita kaitkan dengan perilaku anak-anak yang kita jumpai di sekeliling kita sebenarnya mereka menyimpan sebuah teka-teki masa depan mereka, sebuah gambaran kecerdasan. Tingkah laku ganjil anak-anak seperti menari-nari di udara sambil menyanyikan sebuah lagu iklan, menjadikan tempat tidurnya sebuah panggung drama, atau berbicara kepada dua atau tiga orang yang tidak tampak dalam ruangan. Mungkin kita akan berfikir ada apa dengan anak tersebut.. apakah kita mungkin perlu bertemu spikiater karena adanya ketidak wajaran pada anak kita ? tapi sebenarnya tidak demikian seperti anggapan kita. Namun, hal-hal aneh yang dilakukan sebetulnya merupakan tanda-tanda adanya kehidupan cerdas.

Adapun tanda-tanda khusus anak-anak yang cerdas, banyak kita jumpai diantaranya :

  • Senang mengulang-ulang lirik, sajak, lelucon dan cerita kata demi kata.
  • Bersiul, bersenandung, menyanyikan lagu-lagu iklan, bergumam, mengeluarkan bunyi aneh dari mulut, atau mengoceh.
  • Mengetuk-ngetukkan jari, tongkat, atau mainan secara berirama.
  • Menggambar di kaca kamar mandi yang beruap.
  • Membongkar mainan.
  • Mengoleksi benda.
  • Menciptakan dan bermain dengan teman-teman khayalan.
  • Mengubah permainan dengan menerapkan aturan khusus.
  • Meluncur atau berjingkrak-jingkrak dengan memakai kaos kaki dilantai.
  • Beraksi di atas sepeda, papan luncur, atau sepatu roda.
  • Memutar-mutar tombol radio untuk mencari acara menarik.
  • Menyusun balok kayu atau barang lain, lalu meruntuhkannya.
  • Selalu ingin tahu cara kerja berbagai benda.
  • Menirukan bunyi suara binatang, mesin, atau suara-suara aneh lain.
  • Mengatur dan mendekorasi ulang sekelilingnya.
  • Suka mendengar cerita yang sama secara berulang-ulang.
  • Menciptakan tarian dengan iringan musik dari radio, televisi, atau CD.
  • Mencampur ramuan cairan gula atau busa sabun yang dikocok hingga berbusa.
  • Berteman dengan anak-anak yang lebih kecil dan binatang, atau memelihara binatang.
  • Atau banyak lagi lainnya.
Mungkin kita melihat selusinan gambaran “kecerdasan” tersebut didalam diri anak-anak yang kita jumpai. Jangan kita mengambil pusing. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa banyak perilaku aneh pada anak-anak mungkin merupakan tanda-tanda khusus dari kecerdasan. Apabila kita belajar untuk mengenali tanda-tanda khusus tersebut, maka kita bisa membantu mereka menjadi lebih cerdas.

Semoga tulisan ini memberi manfaat untuk kita sebagai seorang pendidik yang akan berjuang untuk memberikan yang terbaik kepada anak-anak didik kita.

0 comments:

      investama    Reviewmu.com